“Selamat malam langit indah yang
tak bertemankan bintang ataupun bulan. Bagaimanakah kabarmu di hari esok saat
pagimu datang kembali”
Seketika aku terbangun oleh dering alarm
yang berasal dari handphoneku yang berada di atas meja belajarku. Benda electronic yang telah lebih dari dua tahun
ini membantuku dalam urusan komunikasi. Terlihat usang, namun kualitasnya masih
cukup bagus meskipun hanya untuk sms, telepon dan mengakses beberapa social media
yang compatible.
Rasanya, cepat sekali aku terjaga
dari tidur. Hanya 4 jam. Entah apa saja yang aku kerjakan pada malam harinya
sehingga aku tak mampu memejamkan mata dengan cepat. Semalampun aku mencoba
untuk dapat tidur lebih cepat, dan lagi aku tak bisa. Sudah hampir satu
setengah tahun ini aku selalu mengalami insomnia. Aku tak tahu apa yang salah,
hanya saja ketika aku masih terjaga di malam hari aku berharap bahwa seseorang
yang dahulu pernah ada dihatiku akan menyapaku kembali dengan kata-kata
sederhana untuk pengantar tidurku. Ah, sudahlah. Sepertinya semuanya hanyalah
anganku saja.
Tak pernah terfikir kalau apa yang
telah kulakukan ini adalah hal yang sia-sia. Mengorbankan waktu istirahat hanya
untuk menunggu. Beberapa teman dan orang-orang terdekat menyarankanku untuk
meminum obat agar aku bisa tidur atau setidaknya mengantuk dan tertidur. Aku tak
mau.
***
Malam itu tanpa sengaja ketika aku
membuka akun e-mailku, aku tersentak
terkejut. Sebuah e-mail yang lumayan
familiar telah menunggu untuk dibaca dan diketahui maksud dan tujuannya. Sebuah
e-mail dari sahabat penaku yang berada di luar kota, ternyata. Setelah kubaca,
kurang lebih isi dari e-mail yang kudapat malam itu adalah cerita ketika ia
berada di suatu tempat yang sangat ia kunjungi. Sebuah Negara yang berada di
Samudera Hindia dan terdiri dari pulau-pulau kecil, negara dengan ketinggian dataran terendah yang pernah ada di dunia , Maladewa.
Beberapa foto yang ia kirimkan
menarik perhatianku untuk bisa juga mengunjungi Maladewa. Dahulu, Negara yang
sangat ingin aku kunjungi dan tinggal serta bekerja disana adalah Australia
tapi setelah melihat beberapa foto yang dikirimkan sahabatku aku lebih
berhasrat untuk mengunjungi Maladewa terlebih dahulu sebelum Australia.
Ah, kalau hanya direnungkan sulit
rasanya menggapai Maladewa ataupun Australia. Jangankan menggapai dua negara tersebut,
menggapai hatimu saja aku tak mampu. Butuh action
lebih agar semuanya terwujud. Segera kubalas surat elektronik yang dikirimkan
oleh sahabat penaku tersebut. Di bagian akhir suratku kukatakan padanya bahwa
suatu saat Negara yang telah ia kunjungi akan juga ku datangi.
***
Harusnya malam itu aku memperbaiki
ulang proposal tugas akhir yang saat ini tengah aku hadapi. Aku tak berdaya,
godaan untuk selalu mengakses dunia maya selalu lebih besar ketimbang niatku
untuk mengerjakan proposal tugas akhirku. Oh proposal, kenapa tak bisa kau
menjadi pendamping hidupku?. Sejak awal, aku telah mempertahankan setiap argument
yang kutuliskan, aku berjuang memaksimalkan waktuku untuk memperbaikimu tapi
ketika selesai aku jua yang mencampakanmu. Mau dikatakan apa, kita memang tak
akan bisa bersatu.
pernah suatu ketika aku menyadari bahwa
keberadaan orang lain untuk mendukungku mengerjakan tugas akhir ini sangatlah
penting. Sebenarnya, orang tua, keluarga dan beberapa sahabat telah mencoba
mengingatkan namun tak ada yang terasa special.
Ah sudahlah, bukan saatnya untuk berfikir tentang seseorang yang akan memperlakukanku
secara istimewa.
Malam-malam selanjutnya masih terasa
sama. Masih sepi, bertemankan proposal dan bahkan langit pun tak mengijinkan
bintang atau bulannya hadir menyaksikan setiap manusia yang bernyawa. Ketika kupandangi
langit dari jendela kamarku yang tak terlalu besar, handphone ku berdering. “Sebuah pesan diterima”. Sebuah pesan dari
teman sejawat di kelasku, ternyata. tak ada hujan ataupun badai, aku terkejut
membaca isi pesan darinya. Di dalam pesannya ia mengatakan bahwa ia ingin
mengajakku belajar bersama. Memang kuakui aku adalah salah satu mahasiswi yg
dapat dikatakan cukup dipertimbangan prestasinya. Jelas aku tak percaya. Orang
ini adalah orang yang juga tak terlihat bodoh sama sekali. Hanya berbeda
beberapa peringkat saja dariku.
0 komentar:
Posting Komentar